Cara Mengobati Trauma dengan Sholawat

Setiap orang pasti pernah punya pengalaman traumatis, seperti ditinggal oleh orang yang dicintai, menderita penyakit serius, perceraian, kecelakaan, pelecehan, dipermalukan, melihat kejadian mengerikan dan sebagainya.  Pada saat itu, kita mungkin akan merasa sangat gelisah atau mengalami "guncangan perasaan" yang membuat kita tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari.


Jika Anda, orang terdekat atau siapapun juga mengalami hal demikian, maka sholawat adalah satu kuncinya. Bersholawat kepada nabi Muhammad Sallahualihiwasalam bisa menyembuhkan hal tersebut karena  dengan bersholawat kita bisa menjadi tenang, dan mengingat kembali bahwa seberat apapun ujian kita, belum mampu mengelahkan ujian yang diberikan kepada baginda Rasulullah Sallahualihiwasalam.

Salah satu sholawat yang bisa digunakan adalah Sholawat Tibbil Qulub dengan cara dan penjelasan klik link Sholawat Tibbil Qulub diatas.

Cara Mengobati Trauma dengan Sholawat

Salah satu doa untuk tujuan menentramkan jiwa adalah shalawt Tibbil Qulub.  Sholawat Tibbil Qulub juga disebut sebagai sholawat nurril qulub (penenang jiwa). Berikut tata cara Shalawat Tibbil Qulub berbagai tujuan :
  • 1. Lakukan Shalat Hajat 2 Rakaat
  • 2. Rakaat Pertama bacalah ayat Kursi
  • 3. Rakaat Kedua Bacalah surat al-Ikhlas
  • 4. Lakukan dzikir setelah mengerjakan shalat lima waktu.
  • 5. Kirim hadiah fatihah kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
  • 6. Kirim fatihah kepada wali wali Allah dan alim ulama.
  • 7. Niatkan agar orang yang dituju segera sembuh dari penyakit gilanya. 
  • 8. Lakukan wirid Sholawat Tibbil Qulub sesuai kemampuan / minimal 3 kali


Cari Juga

Trauma itu Apa sih?


Biasanya guncangan perasaan trauma akan berlalu, dan kehidupan menjadi lebih normal kembali.  Contoh kasus trauma yang hilang dengan sendirinya, misalnya Anda mengalami kecelakaan mobil. Mungkin Anda menjadi takut menyetir atau sangat berhati-hati saat menyetir. Namun setelah beberapa minggu berlalu, Anda sudah kebut-kebutan di jalan lagi. Inilah trauma sementara yang sering kita alami.

Namun bagi beberapa orang, "guncangan mental" itu tidak pernah berlalu. Selalu dihantui oleh perasaan mencekam dan hidup tidak pernah tenang, seolah kejadian traumatis terus menerus terjadi. Seseorang yang merasa seperti ini mungkin menderita Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau disebut oleh orang awam sebagai "trauma", sebuah gangguan psikologis yang menyebabkan penderitanya tidak bisa merasakan kedamaian.

Seseorang mengembangkan trauma adalah akibat respon terhadap sebuah kejadian yang mengerikan, baik yang dialami sendiri atau dialami orang lain yang disaksikan. Pengalaman tersebut menyebabkan seseorang merasakan takut yang sangat kuat, atau perasaan tidak berdaya menghadapinya. Tidak semua orang yang mendapat pengalaman traumatis akan mengembangkan trauma. Hanya sekitar 20% saja yang mengembangkan trauma.

Gejala trauma dibagi menjadi empat kategori. Seseorang yang mendapat pengalaman traumatis akan memperlihatkan beberapa gejala dan kombinasinya. Gejala-gejala yaitu:

  • Memutar kembali peristiwa traumatis seperti. Seseorang yang mengalami trauma sering merasa peristiwanya terulang kembali. Hal ini biasanya disebut flashback, atau menghidupkan kembali peristiwa. Orang ini mungkin mempunyai gambaran mental di kepalanya tentang trauma, mengalami mimpi buruk, atau bahkan mungkin mengalami halusinasi tentang trauma. Gejala ini sering menyebabkan seseorang kehilangan ”saat sekarang” dan bereaksi seolah-olah mereka mengalaminya seperti awal trauma terjadi. Contoh, beberapa tahun kemudian seorang anak akibat penganiayaan mungkin akan bersembunyi gemetaran di closet bila merasa ketakutan, meskipun ketakutan itu tidak berhubungan dengan penganiayaan.
  • Penghindaran. Seseorang yang mengalami trauma berusaha untuk menghindari segala sesuatu yang mengingatkan mereka kembali pada kejadian traumatis. Mereka mungkin akan menghindari orang-orang, tempat, benda-benda yang mengingatkan, termasuk juga bersikap dingin untuk menghindari rasa sakit, perasaan yang berlebihan. Membekukan pikiran dan perasaan akibat trauma disebut juga ”disasociation” dan merupakan karakteristik trauma.
  • Pelampiasan. Seseorang yang menderita trauma kadang mengkonsumsi obat-obatan penenang atau alkohol atau rokok untuk menghindari ingatan-ingatan dan perasaan yang berhubungan dengan trauma. Dengan mengkonsumsi obat-obatan penenang atau alkohol atau rokok memang mereka dapat merasa tenang, tetapi hal itu sifatnya hanya sementara.
  • Pemicu. Gejala-gejala pemicu psikologis dan fisiologis sangat berbeda-beda pada orang-orang dengan trauma. Mereka mungkin sangat cemas, mudah gelisah, mudah tersinggung atau marah, dan mungkin mengalami sulit tidur seperti insomnia, atau mimpi buruk. Mereka akan terlihat terus menerus waspada dan mengalami kesulitan konsentrasi. Sering orang dengan trauma akan mengalami panic attack yang dibarengi dengan nafas yang pendek dan sakit di bagian dada.
  • Perasaan bersalah. Sering seseorang merasa bersalah tentang apa yang telah terjadi dan mereka salah meyakini bahwa mereka pantas untuk disalahkan atau pantas mendapatkan hukuman.

Setiap orang dapat mengembangkan trauma, tidak peduli dia laki, perempuan, anak-anak, tua dan muda. Korban trauma yang berhubungan dengan serangan fisik dan seksual menghadapi resiko yang besar berkembang menjadi trauma. Wanita dua kali lebih besar mengembangkan trauma dari pada laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan karena fakta bahwa wanita lebih emosional dibanding pria. Peristiwa yang berpotensi menyebabkan trauma antara lain:

  • Menyaksikan sebuah peristiwa kekerasan atau mengerikan, atau berulang-ulang menghadapi situasi yang mengerikan.
  • Kekerasan dalam rumah tangga atau pasangan intim
  • Perkosaan atau pelecehan seksual
  • Serangan tiba-tiba atau pembajakan
  • Perlakuan kekerasan di tempat umum, di sekolah, atau di tempat kerja.
  • Kecelakaan mobil atau kebakaran
  • Bencana alam, seperti gempa bumi
  • Kejadian kecelakaan besar, seperti kecelakaan pesawat terbang atau serangan teroris
  • Bencana yang disebabkan oleh kesalahan manusia, seperti kecelakaan industri.
  • Veteran perang atau korban perang sipil.
  • Kematian mendadak salah satu anggota keluarga atau orang yang dicintai.
  • Orang yang ditinggal atau dihianati oleh orang dekat.
  • Dan seterusnya...


Masalah trauma bukanlah suatu yang tidak bisa disembuhkan. Biar pun trauma apabila dibiarkan akan menjadi parah, Anda perlu yakin bahwa semua keluhan pasti ada obatnya. Semua masalah, pasti ada solusinya, begitu janji Tuhan. Mengatasi trauma ini pun ada solusinya jika Anda mau membuka diri dan mau mencoba berbagai cara untuk mengatasi trauma secara serius.

Nah, salah satu cara yang dipercaya efektif untuk mengatasi trauma adalah dengan menjalani terapi dengan aromaterapi yang doformulasikan khusus untuk mengobati trauma. Anda harus memilih aromaterapi yang khusus untuk pengobatan, karena efeknya sangat berbeda dengan aromaterapi biasa.

Anda bisa mendapatkan aromaterapi khusus untuk mengobati trauma di www.pengobatanaromaterapi.com. Anda bisa memilih berbagai macam produk aromaterapi yang sesuai dengan keluhan Anda. Pengobatan Aromaterapi merupakan solusi tepat bagi Anda yang ingin mengatasi berbagai macam keluhan psikologis, khususnya trauma.

PENCARIAN TENTANG SAKIT JIWA

perbedaan sakit jiwa dan gangguan jiwa, nama lain gangguan jiwa, contoh gangguan mental, ciri penyakit psikis, penyakit jiwa schizophrenia, penyakit jiwa dalam islam, penyakit gangguan jiwa disebut, obat sakit jiwa tradisional tingkatan gangguan jiwa tanda orang mengalami sakit jiwa

Comments

Popular

Susunan Acara ulang Tahun Anak Islami, Sederhana dan Berkah

Arti Pertanda Ular Masuk Siang Hari Di Dalam Rumah Menurut Pengakuan, Primbon dan Dakwah

Contoh Teks Pembawa Acara Ulang Tahun Anak Islam